Senin, 11 Agustus 2014

Semangat Warga Pujon di (Sub Terminal ) Agrobisnis Mantung

Aktifitas petani sayur di Sub Terminal Agrobisnis Mantung kemarin. (Bagus Ary Wicaksono/Malang Post)
Aktifitas petani sayur di Sub Terminal Agrobisnis Mantung kemarin. (Bagus Ary Wicaksono/Malang Post)

Berdiri diatas bukit kecil dataran tinggi Malang Barat, tepatnya di wilayah Kecamatan Pujon. Sub Terminal Agrobisnis Mantung mampu mendunia-kan komoditas sayur mayur dan holtikultura hasil bumi petani lokal. Selain memenuhi kebutuhan pasar regional dan nasional, komoditas dari Mantung juga menyeberang ke Singapura dan Malaysia.
Keberadaan Sub Terminal Agrobisnis Mantung berawal dari kepekaan Pemerintah Kabupaten Malang atas eksistensi pedagang sayur di kawasan Pujon. Para pedagang sayur dan Holtikultura tersebut biasa mangkal di timur jembatan Desa Mantung, kurang lebih sekitar 100 meter dari Wisata Pemandian Dewi Sri.
Perputaran uang di tempat itu begitu cepat, hanya saja belum memberi sumbangsih bagi Pendapatan Asli Daerah. Malah, kawasan tersebut kemudian tumbuh menjadi titik kemacetan jalan jurusan Malang-Kediri. Pasalnya, hampir seluruh hasil bumi masyarakat Malang Barat termasuk Kota Batu pada saat itu, berdatangan ke Mantung.
Pemkab Malang melihat sentra sayur dan holtikultura tersebut sebagai sebuah potensi. Walhasil, melalui perencanaan matang akhirnya berdiri sebuah Sub Terminal khusus Argobisnis. Pasar Sayur dan Holtikultura tersebut berdiri di sebuah bukit kecil dataran tinggi Malang Barat.
Lokasi itu merupakan tanah desa (kas desa) yang kemudian disulap sebagai sentra sayur dan Holtikultura. Selain mengurangi kemacetan, berdirinya pasar Agribisnis itu juga memberi nafas panjang bagi para petani dan pedagang. Para petani memperoleh harga tawar dalam menjual produknya, sementara para pedagang bisa memperluas pasar hingga tingkat regional dan nasional.
Malah setelah dilengkapi internet, komoditi Pasar Holtikultura itu merambah dunia internasional. Asal tahu saja, produk Mantung telah menyeberang ke Singapura dan Malaysia. Disisi lain keberadaannya, mampu menjadi penyanggah kebutuhan sayur dan Holtikultura Pulau Kalimantan, Bali, Jawa dan Sumatera.
Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Pasar Pemkab Malang, M. Syakur Kullu mengatakan keuntungan petani naik dari kisaran 15 persen menuju 25 sampai 45 persen. Selebihnya, keuntungan dimiliki sekitar 68 pedagang serta pembeli dari regional, Nasional hingga Internasional. Sedangkan, Pemkab Malang memperoleh Pendapatan Asli Daerah, sekitar 125 juta pertahun.
“Karena pasar Mantung berdiri diatas kas desa, maka pendapatannya dibagi dua, desa dengan Pemkab Malang. Komposisi pembagiannya 40 persen untuk desa dan 60 persen bagi Pemkab Malang,” tutur Syakur.
Salah satu keunggulan Sub Terminal Agrobisnis Mantung, yakni harga komoditi jualnya selalu di update setiap saat. Sentra sayur dan Holtikultura itu dilengkapi sistem internet sehingga perubahan harga bisa diakses setiap saat. Sebagai sentra yang tumbuh dari pasar Tradisional, komoditi yang dimiliki STA Mantung tergolong cukup lengkap.
Antara lain Andewi, Bawang Merah(Philipina), Bawang Merah (Bali Jumbo), Bawang Merah (Bali Biasa), Bawang Prei, Bayam Merah, Brokoli, Buncis, Buya Kol, Cabe (TW), Cabe (Lokal), Cabe (Rawit), Kacang Panjang, Kapri, Kentang (Atlantik), Kentang (Granola), Kentang, Kol/Kubis, Lobak, Manisa, Paprika, Sawi Daging, Sawi Putih, Seledri, Terung.
“Per hari STA Mantung mampu memproduksi 100 sampai 150 ton sayur dan holtikultura. Tahun 2009, KPDE berencana menambah sistem internet di Pasar Mantung,” pungkas Syakur.(ary/adv/eno) (Ary Wicaksono/malangpost)
Keywords: 

0 komentar:

Posting Komentar